Jumat, 06 Juli 2018

ILMU BUDAYA DASAR

I . Pengertian Manusia
            Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.

    Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:

Ø  NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

Ø  ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana”.

Ø  UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.

Ø  SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.

Ø  KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.

Ø  I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.



Ø  OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

Ø   ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.

Ø  PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.


    II.  Pengertian Budaya

            Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitubuddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
            Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Definisi budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli berbagai ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya sebagai berikut:
E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan Linton: 1940, mengartikan budaya dengan:Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
Adapun Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia
Lain halnya dengan Koentjaraningrat: 1979 yang mengatikan budaya dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan.
Pengertian Kebudayaan
            Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
            Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
            Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
            Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
            Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

            Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

·        Hubungan manusia dengan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia
Di dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.

·         Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan        
1)       Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2)       Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value )
3)       Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4)       Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5)        Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.

III. manusia terdiri dari 4 unsur
ANASIR TUBUH (JASMANI) MANUSIA

UNSUR API, ANGIN, AIR, TANAH

Diri kita terdiri dari sesuatu yg kelihatan yaitu jasad dan Ruhani yaitu sesuatu yg tidak kelihatan
A. JASAD

Jasad manusia memiliki (mengandung) 4 anasir atau unsur yaitu :

1. Api
2. Udara
3. Air
4. Tanah

1. Unsur Api

QS. Al Baqarah (2):24.
Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya)–dan pasti kamu tidak akan dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.(QS. 2:24)
Surah Al Baqarah 24

فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (24)
Ayat ini menegaskan bahwa semua makhluk Allah tidak akan sanggup membuat tandingan terhadap satu ayat pun dari ayat-ayat Alquran. Karena itu, hendaklah manusia memelihara dirinya dari api neraka dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Alquran. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah subhnahuwata’ala :
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْءَانِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Artinya

Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Alquran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang lain.” (Q.S Al Isra’: 88)
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jasad manusia mengandung unsur api, karena isi neraka adalah serba panas (serba api) yg bahan bakarnya dari batu dan orang kafir.
Selain itu setiap makanan yang kita makan jika prosesnya dimasak dulu tentu pasti menggunakan api.
Contohnya memasak sayuran, nasi dll tentu menggunakan api. Dengan demikian makanan yang kita makan tsb mengandung anasir api.

Anasir/unsur api tidak dapat berdiri sendiri, dia untuk bisa hidup perlu anasir lain yaitu anasir angin/udara (oksigen).

2. Unsur udara/angin

QS.Shaad (38):71-72
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.”. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.”
Sebagian ayat diatas terdapat kalimat “………….dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)Ku…………..”
Dari ayat diatas terdapat sebuah kata yg perlu digaris bawahi, yaitu kata “tiup” . Tiup biasanya ada hubungannya dengan angin. (Wa Allahu ‘alam bissawab, hanya Allah Subhanahuwata’ala saja yang Maha Tahu tafsir ayat diatas).
Selain itu sesuatu yang hidup (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan) tentu membutuhkan udara (mungkin Oksigen atau CO2).
Kita juga membutuhkan udara (oksigen) untuk bernafas. Ini berarti tubuh kita juga mengandung anasir angin/udara.

3. Unsur Air

QS.Al Furqaan (25):54.
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
Yang dimaksud air tersebut adalah air mani .yang mana air mani itu salah satunya mengandung unsur air.

Selain itu badan kita juga mengandung 60% air, darah mengandung 90% air, makanan kita juga mengandung air.
Itu semua artinya bahwa jasad kita mengandung anasir air atau unsur air.

4. Unsur Tanah.

QS.Shaad (38):71-72
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.”. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.”
Yang dimaksud manusia pada ayat diatas adalah Nabi Adam AS. Selanjutnya unsur tanah tersebut di turunkan ke anak cucu Nabi Adam as.
Selain itu makanan yang kita makan sebetulnya adalah berasal dari tanah (saripati tanah)
Dengan demikian berarti bahwa badan/jasad kita mengandung tanah.
Saya akan berikan suatu contoh tentang sepeda motor. Sepeda motor untuk bisa dinyalakan harus ada prasarat 4 anasir:
Anasir air = bensin
Anasir api = busi + kelistrikannya
Anasir udara/angin = karburator sbg pensuplay udara
Anasir tanah = Body motor.
Pohon/tumbuh-tumbuhan untuk bisa hidup juga harus ada prasarat 4 anasir:
Anasir air
Anasir api = sinar/panas matahari
Anasir udara/angin = O2 dan CO2
Anasir tanah.

JASMANI DAN RUHANI
SIFAT PADA MANUSIA

Dipandang secara fisik, bentuk dari makhluk yang diberi nama manusia terlihat sudah sempurna, namun demikian tidak, bila dilihat dari segi Bathiniahnya. Proses selanjutnya manusia dihadapkan dengan tahapan proses evolusi sifat yang keberadaannya bertempat tinggal didalam bathiniah (jiwa) atau suatu piranti lunak, lokasi medan peperangan yang sangat dahsyat, sempurna atau tidaknya manusia tergantung kepada kemenangannya didalam peperangan tersebut.
Sebagai contoh (suri tauladan) atas manusia adalah nabi atau rasul, ia adalah orang yang sukses di dalam peperangan, yang mencapai tingkat kesempurnaannya sebagai manusia.
Firman Allah Ta’ala: Surat 33 (AL-AHZAB) ayat 21

“Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu bagi orang-orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Untuk menghilangkan keragu-raguan dan ketidak pastian, ayat inilah yang seharusnya dijadikan parameter dan barometer untuk menjalani hidup seorang manusia. Bagaimana kita akan mengetahui kebenaran dan kesalahan manakala tidak ada pedoman didalam mengerjakan sesuatu, tanpa arah yang pasti, seperti halnya memasuki hutan belantara tanpa membawa kompas, untuk selanjutnya kita akan kaji jati diri manusia.

Dan siapa manusia itu?
MANUSIA

Nabi Muhammad Shallalllahualaihi wassalam bersabda :
“Barang siapa mengenal dirinya, maka pasti ia mengenal Tuhannya, barang siapa mengenal Tuhannya maka bodohlah akan dirinya.”
Manusia terdiri atas tiga (3) unsur

1. Jasmaniah (badan kasar)
2. Bathiniah (badan halus)
3. Ruhaniah (cahaya)

1. JASMANIAH
Piranti atas manusia yaitu jasmaniah/badan kasar piranti keras, untuk mengenal lebih jauh akan piranti ini mari kita kaji salah satu dari ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang apa itu jasmaniah (fisik manusia).

Firman Allah Ta’ala : Surat 32 (AS-SAJDAH) Ayat 7 dan 8

Ayat 7, “Yang membaguskan pembuatan tiap-tiap sesuatu dan ia telah mulai pembuatan manusia itu dari tanah.”

Ayat 8, “Kemudian ia jadikan keturunan manusia itu dari mani, dari air yang lemah.”
Diawali dengan kalimat “yang membaguskan (menyempurnakan) maknanya adalah segala sesuatu yang ada pada alam semesta ini melalui suatu proses, tidak serta merta dia ada proses ini dinamakan evolusi, seperti halnya baju (pakaian). Tidak tiba-tiba ia ada dibadan kita, untuk menjadi pakaian melalui proses yang cukup panjang demikian pula dengan jasad manusia melalui proses evolusi yang sangat panjang, artinya bahwa keberadaan alam ini dengan segala bentuknya ini adalah suatu dimensi pencapai bentuk dimana terjadinya tata surya, galaksi, planet-planet mengalami suatu proses evolusi bentuk dan model sebelum dihuni oleh makhluk-makhluk berikutnya seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Evolusi alam semesta inilah yang melahirkan bentuk makhluk berikutnya tersebut yang saat berada diatas muka bumi. Kalimat selanjutnya mengatakan “Ia telah mulai pembuatan manusia dari tanah”, kata “tanah” sendiri secara matrialpun melalui proses dan yang dimaksud tanah disini adalah unsur-unsur yang terdapat pada tanah tersebut. Seperti halnya unsur tanah yang terdapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Ada hubungan yang erat antara kalimat pertama dan kalimat kedua suatu mata rantai yang jelas dan pasti bahwa segala sesuatu akan melalui suatu proses penyempurnaan pada dimensi bentuk dan kualitasnya bahwa untuk mencapai bentuk manusia dalam dimensi fisiknya melalui proses yang sangat lama dan panjang. Dari suatu bentuk dan kualitas yang sangat sederhana menuju bentuk yang lebih sempurna yang akhirnya sampai pada bentuk fisik manusia yang sekarang ini.
Firman Allah Ta’ala : Surat 23 (AL-MU’MINUN) Ayat 12

“Dan sesungguhnya kami telah jadikan manusia dari air tersaring dari tanah.”
Unsur-unsur yang ada pada tubuh manusia (perangkat keras) terdiri atas 4 anasir yaitu :

1. Anasir Api
2. Anasir Angin
3. Anasir Air
4. Anasir Tanah

Firman Allah Ta’ala : Surat 77 (AL-MURSALAT) Ayat 25

“Bukankah Kami telah jadikan bumi itu pengandung kamu?”
Bahwa unsur yang terkecil yang ada pada bumi yaitu molekul, dari unsur molekul tersebut bermutasi menjadi inti sel inilah proses awal memasuki peradaban makhluk yang mendiami muka bumi. Inti sel bermutasi membentuk virus positif dan virus negative proses evolusi didalam mutasi dan adaptasi virus melahirkan makhluk bersel tunggal, sementara itu pada sisi yang lain bersamaan dengan proses hewan terkecil, molekul lainnya bermutasi memasuki dimensi tumbuh-tumbuhan yang diawali tumbuhan berupa lumut dan terus berevolusi sampai menjadi hutan belantara yang ada sekarang ini.
Dari makhluk bersel tunggal bermutasi menjadi bermacam jenis binatang yang keberadaan di lautan, beberapa binatang ini bermutasi menjadi ikan dan tahapan lanjut nya dari beberapa jenis ikan bermutasi masih berbentuk ikan tetapi ia dapat hidup di air dan darat, evolusi harus berjalan seiring dengan berputarnya waktu jadi ia binatang penghuni daratan.

Setelah jutaan tahun muncullah binatang-binatang purba yang diantara jenisnya adalah dinosaurus. Pada zaman inilah terjadi bencana alam yang demikian dahsyat hingga sebagian besar binatang-binatang purba hampir-hampir menemui kepunahan namum demikian masih ada dari beberapa jenis yang mampu bertahan hidup, dari jenis binatang ini, beberapa berevolusi menuju kepada bentuk-bentuk yang mendekati bentuk manusia, ia dikenal dengan nama Kera atau Monyet atau Orang Hutan dan nama orang hutan inilah perlu digaris bawahi, kemudian dari jenis orang hutan beradaptasi dalam mutasi kepada bentuk manusia secara fisik akan tetapi masih sangat primitive, dimana akal dan fikirannya masih sangat terbatas. Evolusi bentuk, akal, fikir terus berlangsung beradaptasi dengan kondisi alam sekitarnya hingga sekarang ini.

Dalam kajian ini mutasi yang dimaksud yaitu perubahan pada inti sel atau istilah saat ini dikenal nama “GEN” (Genetik), perubahan yang terjadi pada evolusi alam (Bumi) mempengaruhi penyesuaian pada inti sel dan perubahan pada inti sel ini terlihat seperti tidak beraturan sesungguhnya tidak demikian, ia beradaptasi mengikuti bentuk perubahan kondisi iklim yang terjadi, keakuratannya sangatlah seimbang, melahirkan baik bentuk, jenis maupun kualitas yang berbeda.
Sejak keberadaan binatang dilaut, setelah makhluk bersel tunggal perkembang biakan makhluk dari mani (nuth-fah).

Firman Allah Ta’ala : Surat 32 (AS-SAJDAH) Ayat 8

“Kemudian Ia jadikan keturunan manusia itu dari mani, dari air yang lemah.”
Bukan hanya manusia, seluruh binatang maupun yang berada didarat dan diair proses perkembang biakannyapun dari mani, ini adalah suatu system program Tuhan didalam evolusi makhluk.
Kalimat “dari air yang lemah” bahwa fisik manusia (badan kasar dan badan halus) terkandung anasir dari sifat kehewanan (binatang) evolusi makhluk masih bersifat fisikal demikian makna dari kata “lemah.”

Firman Allah Ta’ala : Surat 23 (AL-MU’MINUN) Ayat 14

“Kemudian, Kami jadikan mani (sperma) itu sekepal darah lantas darah itu Kami jadikan segumpal daging, lantas daging itu Kami jadikan tulang-tulang, lalu tulang-tulang itu Kami liputi (bungkus) dengan daging, kemudian Kami jadikan dia satu kejadian yang lain (sifatnya). Maka maha suci Allah, sebaik-baik pembikin.”

Proses terjadinya manusia sejak dari mani sampai dengan janin sama persis dengan binatang, adapun letak perbedaannya pada kalimat “Kami jadikan dia satu kejadian yang lain (sifatnya)”. Makna yang terkandung pada kalimat ini ialah setelah mani berproses menjadi janin pada usia empat bulan sepuluh hari atau seratus tiga puluh hari diberikanlah Ruh Allah pada janin tersebut berbeda halnya dengan binatang, tidak ada Ruh Tuhan pada seluruh binatang yang ada dimuka bumi. Setelah usia janin sembilan bulan sepuluh hari secara umum lahir bayi manusia dengan bentuk fisik yang sempurna namun demikian, kondisi sifat masih terkandung sifat-sifat kehewanan.

Firman Allah Ta’ala : Surat 80 (‘ABASA) Ayat 18 dan 19

Ayat 18, “Dari apakah Ia jadikan dia (manusia).”
Ayat 19, “Dari Nuth-fah Ia jadikan dia, lalu Ia atur sifat-sifatnya.”
Didalam badan halus (bathin) manusia masih terkandung anasir-anasir dari unsur api, angin, air dan tanah.
Keempat unsur tersebut terkandung sifat-sifat kebinatangan sementara Ruh mengandung sifat Ketuhanan. Sifat binatang inilah yang dikendalikan oleh iblis atau disebut hawa nafsu, anasir inilah sebagai penghalang atas Ruh untuk melahirkan sifat Ilahi terhadap jasmaniah manusia.
Evolusi selanjutnya adalah bagaimana usaha manusia untuk mencapai tingkat kesempurnaannya sebagai makhluk Ruhaniah bagian dari Ruh Allah sebagaimana para nabi dan rasul sebagai suri tauladan atas seluruh manusia diatas bumi ini.

Firman Allah Ta’ala : Surat 76 (AL-INSAN) Ayat 2

“Sesungguhnya Kami telah jadikan manusia dari pada setitik mani yang bergiliran, yang Kami beri percobaan kepadanya yaitu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.”

Firman Allah Ta’ala : Surat 77 (AL-MURSALAT) Ayat 20 s/d 23

Ayat 20, “Bukankah Kami telah jadikan kamu dari pada air yang hina).”
Ayat 21, “Yaitu Kami taruh dia ditempat ketetapan yang teguh.”
Ayat 22, “Hingga satu masa yang tertentu.”
Ayat 23, “Lantas Kami tentukan bentuknya, karena Kamilah sebaik-baik pembentuk.”
Dan Dari beberapa ayat yang tertulis didalam Al-Qur’an yang menceritakan tentang kejadian manusia, seluruhnya mengisyaratkan akan suatu proses evolusi dan seperti halnya ayat-ayat diatas mempertegas akan proses tersebut. Kondisi ini tertuang pada kalimat yang berbunyi pada ayat 22 pada ayat 20 “air yang hina” mengandung arti bahwa fisik manusia terkandung anasir sifat-sifat hewan.

Proses evolusi terhadap manusia akan terus berlangsung hingga kehancuran alam semesta (kiamat), kehancuran yang terjadi disebabkan oleh tangan-tangan manusia dari sifat-sifat kehewanan (hawa nafsu), orang-orang ini yang tidak menyadari karena tidak memahami akan tujuan hidup atas dirinya, mereka tidak berevolusi menuju kepada tata nilai kesempurnaannya dan komunitas ini menempati kelompok mayoritas atas peradaban manusia. Kondisi ini terjadi adalah hal yang wajar karena untuk menuju kesempurnaan melalui tingkat kesulitan yang tinggi apa lagi pada zaman modern seperti sekarang ini, tinggal menunggu waktu saja, untuk menyaksikan hancurnya peradaban atas komunitas manusia.

Firman Allah Ta’ala : Surat 30 (AR-RUM) Ayat 41

“Telah lahir kerusakan dibumi dan dilaut dengan sebab usaha tangan-tangan manusia, yang akhirnya Allah rasakan kepada mereka ganjaran dari sebagian yang mereka kerjakan, agar mereka kembali.”
Tahapan selanjutnya setelah bentuk manusia dari segi fisiknya mencapai kesempurnaanya pada usia kandungan seratus tiga puluh hari, disinilah tata nilai manusia sebenarnya pembeda atas spesies binatang.

Firman Allah Ta’ala : Surat 32 (AS-SAJDAH) Ayat 9

“Lalu Ia sempurnakan kejadiannya, Ia tiupkan sebagian dari RuhNya dan Ia jadikan bagi kamu pendengaran dan penglihatan dan hati tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.”
Bentuk dari makhluk-makhluk yang Allah ciptakan yang tersebar diseluruh alam semesta ini, manusialah yang paling ideal, bentuk dari kesempurnaan makhluk ini terlukis pada kalimat “disempurnakan kejadiannya” artinya bahwa evolusi atas makhluk telah sampai pada tahapan akhir, dan pada usia bentuk makhluk yang dimaksud dengan manusia dialam kandungan seratus tiga puluh hari, maka ditiupkan Ruh Allah kedalam tubuh (jasmaniah) manusia, kondisi ini mengisyaratkan gambaran kesempurnaan atas diri manusia bahwa kesimpulan atas definisi ayat (9) yaitu ia adalah makhluk Ruhaniah yang dilengkapi dengan badan kasar dan badan halus sebagai piranti atas kehidupannya kelak pada alam dunia (dimensi matrial). Lahirnya manusia pada alam dunia adalah awal dari proses evolusi berikutnya yaitu evolusi sifat dan dapat diistilahkan evolusi bathin.

Firman Allah Ta’ala : Surat 4 (AN-NISA) Ayat 28

“Allah hendak meringankan keberatan dari manusia, karena manusia itu dijadikan bersifat lemah.”
Artinya bahwa kesempurnaan manusia baru dalam kondisi fisik (badan kasar) saja tetapi kondisi bathin (badan halus) masih bersifat lemah, itu sebabnya mengapa kitab Al-Qur’an diturunkan diatas bumi ini, itu semata-mata sebagai petunjuk dan pedoman dalam rangka meringankan keberatan (kesulitan) atas manusia mencapai kesempurnaan lahir maupun bathin, sedangkan Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber atas semua keadaan dan atas seluruh program dan system yang ada pada seluruh alam semesta ini.

EVOLUSI SIFAT

Setelah makhluk berevolusi semenjak keberadaannya dimuka bumi suatu proses evolusi yang panjang, memakan waktu jutaan tahun dalam bentuk fisik menjadikan bentuk fisik manusia yang terdiri atas tiga yaitu jasmaniah, bathiniah dan Ruhaniah.
Jasmaniah terdiri atas antara lain : Jantung, hati, otak, paru-paru, darah, tulang daging dst.
Bathiniah terdiri atas antara lain : Akal, daya pikir, perasaan, hawa nafsu, panca indera dst.
Dalam perjalanan hidupnya manusia melalui tujuh fase yaitu :
Bayi, balita, anak-anak, remaja, pemuda, setengah tua, tua. Seluruh perangkat ini berkembang menurut ukurannya masing-masing dan setiap individu manusia berbeda-beda.
Ruhaniah terdiri atas (3) unsur :

1. Nur Allah (Alif)
2. Nur Rasul (Lam)
3. Nur Insan (Mim)
Proses evolusi bathiniah ini adalah evolusi akhlak (moral) yang mencerminkan akan perilaku manusia dalam menempuh perjalanan hidup, lulus atau tidaknya jalan yang ditempuhnya bahwa, jasmani kasar (fisik) mengandung unsur-unsur yang terdapat pada alam ini yaitu :

1. Unsur Api
2. Unsur Angin
3. Unsur Air
4. Unsur Tanah

Masing-masing unsur tersebut memiliki sifat sendiri-sendiri, unsur sifat ini kita istilahkan Anasir, kondisi jasmani diatas terdiri atas anasir keempat yang terdapat pada jasmani kasar, ia disebut hawa nafsu.

Sabda Rasullulah Shallallahualaihi wassalam:

“Sesungguhnya hawa nafsu menutupi hatiku sehingga aku memohon ampun kepada Allah dalam sehari semalam tujuh puluh kali.”
(HR. Muslim dari hadist Al-Aghrar AlMuzani)

Musuh utama manusia adalah hawa nafsu yaitu empat anasir yang dikendalikan syetan, ia penghalang atas proses evolusi manusia menuju kepada sifat Ilahi yang terkandung atas Ruhaniah. Pada zaman Nabi Muhammad shallalllahualaihi wassalam , perang terbesar dikisahkan adalah Badar, sesudah perang Badar masih ada perang yang lebih besar yaitu perang melawan hawa nafsu. Kondisi ini terjadi pada setiap individu manusia, untuk itulah kita wajib mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan hawa nafsu.

Pada diri manusia terdapat dua sifat yaitu :

1. Sifat Hewan (binatang)
2. Sifat Tuhan (Allah)

Untuk memenangkan perang terbesar atas manusia dimana musuh terbesarnya adalah unsur kehalusan (hawa nafsu) maka untuk mengerti dan memahami akan karakteristik dari unsur-unsur tersebut menjadi prioritas utama dalam kata lain hal yang sangat wajib.

1. UNSUR API (AMARAH)

Firman Allah Ta’ala : Surat 12 (YUSUF) Ayat 53
“…………..karena sesungguhnya nafsu amarah itu menyuruh kepada kejahatan.”

Seperti halnya sifat atas api nafsu amarah pemicu atas besar dan kuatnya keinginan pada jasmani kasar (fisik) dan jasmani halus (bathin) atas segala kebutuhannya ia menguasai jiwa untuk memenuhi hasrat keinginan kepuasan yang bersifat sementara, ia merangsang untuk berbuat aniaya, maksiat dll dengan menghalalkan segala cara sifat api (amarah) ini akan melahirkan kebodohan atas diri manusia, ia merupakan dimensi kelicikan, sumber perilaku yang tercela, potensi otak hanya digunakan selalu berfikir jahat, yang ditimbulkan kerap kali merugikan orang lain.
Cerminan yang tampak atas perilaku manusia dapat terlihat antara lain : mudah marah, mudah tersinggung, keras kepala, pendendam, suka mencela, suka sekali dihormati, pembenci, ujub, ria, takabur, sombong (tinggi hati), merasa selalu benar, ingin menang sendiri, dll.
Kondisi ini terjadi manakala kualitas spiritual yang lemah namun demikian intelegensial quality tidak berarti lemah. Pada dekade sekarang ini banyak kita jumpai sifat amarah ini menguasai manusia, ia terdapat pada tingkat sosial lemah menengah terutama pada kalangan atas. Nafsu amarah lebih condong kepada kekuasaan (tahta) dan untuk mendapatkannya apapun akan dilakukan demikian karakteristik atas unsur api pada diri manusia

2. UNSUR ANGIN (LAUWAMAH)

Firman Allah Ta’ala : Surat 75 (AL-QIYAMAH) Ayat 2 s/d 5

Ayat 2, “Dan tidak! Aku bersumpah dengan nafsu lauwamah.”
Ayat 3, “Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan bisa mengumpulkan kembali tulang- tulangnya.”
Ayat 4, “Bahkan Kami kuasa atas meratakan (menyusun) kembali jari-jarinya.”
Ayat 5, “Tetapi kecenderungannya manusia itu berbuat kedurhakaan terus menerus.”
Ayat kedua dari surat Al-Qiyamah diawali dengan kata “tidak” ini menandakan bahwa kalimat-kalimat selanjutnya adalah sesuatu hal yang pasti terjadi dan sama sekali tidak ada keraguan atas kejadiannya.

IV. Masalah pokok kehidupan manusia

Teori Clyde Kluckhohn Kay Maben
(Masalah Pokok Manusia)

     Pada kesempatan ini, saya akan membahas Teoti Clyde Kluckhohn Kay Maben tentang masalah-masalah pokok yang terdapat dalam Sistem Nilai Budaya. Kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya. Unsur kebudayaan ( menurut C.kluckhonh ) :
·                              Sistem Religi
·                          Sistem Organisasi Kemasyarakatan
·                          Sistem Pengetahuan
·                          Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
·                          Sistem Teknologi dan Peralatan
·                          Bahasa
·                          kesenian

     Menurut C. Kluckhonh dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem Nilai Budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara Universal menyangkut 5 masalah pokok kehidupan manusia yaitu :
     
     1.      Hakekat Hidup manusia (MH)
      Masyarakat dipengaruhi oleh kebudayaan- kebudayaan dalam memahami arti dari hidup. Sebagai contoh, dalam Buddha, hidup itu buruk dan manusia harus mencapai Nirvana. Hal ini mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menjalani kehidupannya. Namun, banyak kebudayaan yang menganggap hidup itu baik. Jadi, variasi budaya mempengaruhi pemikiran-pemikiran manusia.
     
     2.       Hakekat Kerja atau Karya manusia (MK)
       Ada beberapa yang menganggap kerja adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk bertahan didalam kehidupan (survival). Namun, ada yang bekerja untuk mendapatkan pangkat, jabatan, bahkan ada yang berpikir bekerja untuk meninggalkan prestasi. Bukan harta yang dicari, namun status sosial yang dimiliki setiap individu.

     3.       Hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu (WM)
       Masalah ini memiliki fokus dalam waktu. Ada budaya yang harus menganggap penting masa lampau, ada yang memperhatikan masa kini adalah yang terpenting sebuah tujuan perjuangannya, dan ada budaya yang melihat jauh ke depan. Hal ini mempengaruhi masyarakat dalam menentukan perencanaan hidupnya dikarenakan perbedaan pendapat dalam pemahaman dimensi waktu.
     
     4.       Hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar (MA)
       Masalah ini menyangkut kepercayaan bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaiknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk di kuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dalam alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.

     5.       Hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya (MN)
       Masalah yang ke lima menyangkut tentang interaksi antar manusia. Banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Ada budaya yang menganggap kedudukan secara horizontal, dimana cenderung memikirkan hak asasi manusia. Sedangkan ada budaya yang menganggap kedudukan secara vertikal, dimana terciptanya pengembangan orientasi keatas (senioritas).